Penulis: Kathryn Geldard
Copyright: © 2009
Jumlah halaman: xx+392
Cetakan I: 2012
Penerbit: PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta
ISBN: 978-602-229-150-2
Apa dimaksud
“Remaja”
Ketika berencana
menulis buku ini untuk pertama kalinya, penulis memikirkannya dalam kaitannya
dengan tahapan dalam kehidupan di mana remaja mengalami transisi dari masa
kanak-kanak ke kehidupan dewasa. Banyak publikasi tentang membantu remaja yang
menyebut kelompok ini sebagai “adolescents” – sebuah istilah yang dapat
menyiratkan bahwa semua young people (orang-orang
yang berusia muda) cocok untuk dimasukkan ke dalam sebuah kelompok homogen
dengan pola berpikir dan berperilaku serupa. Ini sama sekali tidak cocok dengan
pengalaman penulis bersama young people
(untuk selanjutnya disebut remaja untuk memudahkan), yang penulis temukan
sebagai individu-individu unik dalam hal sikap, keyakinan, konstrak, reaksi,
dan perilaku secara umum. Konsekuensinya, saya, dan para penulis lain di dalam
buku ini, lebih suka menggunakan kata “young people” karena lebih akurat dan
lebih respectful ketika menyebut
mereka yang mungkin terbantu dengan menggunakan intervensi-intervensi yang
dideskripsikan di dalam
buku ini. Tetapi, kadang-kadang penyebutan “adolescent” akan digunakan ketika
muncul di dalam penelitian dan literatur.
Apa dimaksud “Berisiko”
Dapatkah Anda
mengingat bagaimana rasanya saat Anda tumbuh dewasa? Ketika penulis memikirkan
tentang perkembangan penulis sendiri, penulis menyadari bahwa perubahan dari
menjadi seorang anak menjadi remaja dan setelah itu menjadi orang dewasa
melibatkan jauh lebih banyak dari pada sebuah progresi perubahan linier. Ia
bersifat multidimensional, melibatkan transformasi gradual atau metamorfosis
pribadi sebagai seorang anak menjadi orang baru sebagai orang dewasa. Selama
proses ini, berbagai perubahan psikologis, fisiologis, biologis, dan sosial
harus dihadapi. penulis ingat bahwa, selama tahap kehidupan ini, penulis mulai
mereevaluasi identitas penulis dan dihadapkan pada berbagai tantangan moral dan
spiritual, yang lazim terjadi pada kebanyakan remaja.
Setiap hari, lazim untuk membaca
tentang berbagai tuntutan dan stres yang semakin banyak dihadapi oleh remaja.
Sebagai contoh, menemukan pekerjaan di dalam kondisi yang kompetitif,
mengembangkan hubungan dengan orang lain, tuntutan untuk self-organization, dan adaptasi dengan teknologi semuanya
memberikan tantangan dan mereka kemungkinan besar akan dialami sebagai sesuatu
yang stressful. Di samping itu,
banyak remaja mengalami kecemasan dan stres yang berkaitan dengan keselamatan
dan keamanan pribadi di zaman peristiwa nasional dan internasional yang sering
kali mengkhawatirkan dan mengganggu. Tetapi, penting bagi kita untuk mengakui
bahwa ada perbedaan individual, sebagian remaja mengatasi tantangan ini dengan
lebih mudah dibanding yang lain. Mereka yang tidak mampu bernegosiasi dengan
tantangan yang mereka hadapi dengan sukses akan mengalami kegagalan, yang
mungkin mengakibatkan kerugian emosional dan psikologis.
Penulis mengatakan bahwa, akibat banyaknya tantangan sulit
yang dihadapi remaja, sering kali untuk pertama kalinya dalam hidup mereka,
semua remaja seharusnya dianggap sebagai “individu-individu berisiko tinggi.”
Penting untuk diingat bahwa ada banyak
remaja yang memiliki kebutuhan tertentu
atau menghadapi isu tertentu yang membuat hidup mereka sangat sulit ditangani.
Jelas, tantangan yang tetap ada terlepas dari usaha seorang remaja untuk
mengatasinya akan berkemungkinan untuk membahayakan kesejahteraan
jangka-panjang mereka kecuali jika diberikan bantuan yang spesifik dan informed.
_________________________
DAFTAR ISI
Tentang Kontributor
BAGIAN I. PENDAHULUAN
Melibatkan Remaja Secara Kolaboratif
BAGIAN II. MENDASARKAN
DIRI PADA KEKUATAN
Bab 1. Mendorong Perilaku Mengurus Diri Sendiri
Bab 2. Membangun Resiliensi (Daya Pegas) untuk Mencegah Masalah Kesehatan
Mental pada Remaja: The Resourceful Adolescence Programme (RAP)
Bab 3. Memperkuat Dukungan Sebaya
BAGIAN III. BUNUH DIRI DAN MENYAKITI DIRI SENDIRI
Bab 4. Memerangi Depresi
Bab 5. Memberdayakan Remaja yang Mencederai Diri Sendiri
Bab 6. Mencegah Bunuh Diri
BAGIAN IV. PERILAKU KONFRONTASIONAL
Bab 7. Menangani Geng dan Kelompok-kelompok Delingkuen Lainnya
Bab 8. Pencegahan dan Respons terhadap Bullying
Bab 9. Mengintervensi Remaja yang Terlibat dalam Pembakaran
BAGIAN V. PENYALAHGUNAAN SUBSTANSI
Bab 10. Alkohol dan Remaja
Bab 11. Menangani Penyalahgunaan
Substansi-substansi Volatil
Bab 12. Merespons Pemakaian Obat
Terlarang
BAGIAN VI. PERILAKU SEKSUAL
Bab 13. Intervensi-intervensi
Terkait Kesehatan Seksual
Bab 14. Remaja dengan Masalah
Perilaku Seksual: Menuju Hubungan yang Positif dan Sehat
BAGIAN VII. KESEHATAN MENTAL
Bab 15. Menangani Masalah Makan
Bab 16. Merespon Keanggotaan
Kelompok “Cult”
BAGIAN VIII. REMAJA YANG TERMARJINALISASI
Bab 17. Memahami Remaja yang
Berada dalam Perawatan
BAGIAN IX. RANGKUMAN
Rangkuman dan Catatan Penutup
Tidak ada komentar:
Posting Komentar