Sabtu, 02 April 2016

KONSELING REMAJA: INTERVENSI PRAKTIS BAGI REMAJA BERISIKO

Judul asli: Practical Interventions for Young People at Risk
Penulis: Kathryn Geldard
Copyright: © 2009
Jumlah halaman: xx+392
Cetakan I: 2012
Penerbit: PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta
ISBN: 978-602-229-150-2
Harga Rp 80.000.-  BELI

Apa dimaksud “Remaja”

Ketika berencana menulis buku ini untuk pertama kalinya, penulis memikirkannya dalam kaitannya dengan tahapan dalam kehidupan di mana remaja mengalami transisi dari masa kanak-kanak ke kehidupan dewasa. Banyak publikasi tentang membantu remaja yang menyebut kelompok ini sebagai “adolescents” – sebuah istilah yang dapat menyiratkan bahwa semua young people (orang-orang yang berusia muda) cocok untuk dimasukkan ke dalam sebuah kelompok homogen dengan pola berpikir dan berperilaku serupa. Ini sama sekali tidak cocok dengan pengalaman penulis bersama young people (untuk selanjutnya disebut remaja untuk memudahkan), yang penulis temukan sebagai individu-individu unik dalam hal sikap, keyakinan, konstrak, reaksi, dan perilaku secara umum. Konsekuensinya, saya, dan para penulis lain di dalam buku ini, lebih suka menggunakan kata “young people” karena lebih akurat dan lebih respectful ketika menyebut mereka yang mungkin terbantu dengan menggunakan intervensi-intervensi yang dideskripsikan di dalam buku ini. Tetapi, kadang-kadang penyebutan “adolescent” akan digunakan  ketika muncul di dalam penelitian dan literatur.

Apa dimaksud “Berisiko”

Dapatkah Anda mengingat bagaimana rasanya saat Anda tumbuh dewasa? Ketika penulis memikirkan tentang perkembangan penulis sendiri, penulis menyadari bahwa perubahan dari menjadi seorang anak menjadi remaja dan setelah itu menjadi orang dewasa melibatkan jauh lebih banyak dari pada sebuah progresi perubahan linier. Ia bersifat multidimensional, melibatkan transformasi gradual atau metamorfosis pribadi sebagai seorang anak menjadi orang baru sebagai orang dewasa. Selama proses ini, berbagai perubahan psikologis, fisiologis, biologis, dan sosial harus dihadapi. penulis ingat bahwa, selama tahap kehidupan ini, penulis mulai mereevaluasi identitas penulis dan dihadapkan pada berbagai tantangan moral dan spiritual, yang lazim terjadi pada kebanyakan remaja.
          Setiap hari, lazim untuk membaca tentang berbagai tuntutan dan stres yang semakin banyak dihadapi oleh remaja. Sebagai contoh, menemukan pekerjaan di dalam kondisi yang kompetitif, mengembangkan hubungan dengan orang lain, tuntutan untuk self-organization, dan adaptasi dengan teknologi semuanya memberikan tantangan dan mereka kemungkinan besar akan dialami sebagai sesuatu yang stressful. Di samping itu, banyak remaja mengalami kecemasan dan stres yang berkaitan dengan keselamatan dan keamanan pribadi di zaman peristiwa nasional dan internasional yang sering kali mengkhawatirkan dan mengganggu. Tetapi, penting bagi kita untuk mengakui bahwa ada perbedaan individual, sebagian remaja mengatasi tantangan ini dengan lebih mudah dibanding yang lain. Mereka yang tidak mampu bernegosiasi dengan tantangan yang mereka hadapi dengan sukses akan mengalami kegagalan, yang mungkin mengakibatkan kerugian emosional dan psikologis.
          Penulis mengatakan bahwa, akibat banyaknya tantangan sulit yang dihadapi remaja, sering kali untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, semua remaja seharusnya dianggap sebagai “individu-individu berisiko tinggi.”
          Penting untuk diingat bahwa ada banyak remaja yang memiliki kebutuhan  tertentu atau menghadapi isu tertentu yang membuat hidup mereka sangat sulit ditangani. Jelas, tantangan yang tetap ada terlepas dari usaha seorang remaja untuk mengatasinya akan berkemungkinan untuk membahayakan kesejahteraan jangka-panjang mereka kecuali jika diberikan bantuan yang spesifik dan informed.


                                                                             

_________________________
DAFTAR ISI

Tentang Kontributor
BAGIAN I. PENDAHULUAN
Melibatkan Remaja Secara Kolaboratif

BAGIAN II. MENDASARKAN DIRI PADA KEKUATAN
Bab 1. Mendorong Perilaku Mengurus Diri Sendiri
Bab 2. Membangun Resiliensi (Daya Pegas) untuk Mencegah Masalah Kesehatan Mental pada Remaja: The Resourceful Adolescence Programme (RAP)
Bab 3. Memperkuat Dukungan Sebaya

BAGIAN III. BUNUH DIRI DAN MENYAKITI DIRI SENDIRI
Bab 4. Memerangi Depresi
Bab 5. Memberdayakan Remaja yang Mencederai Diri Sendiri
Bab 6. Mencegah Bunuh Diri

BAGIAN IV. PERILAKU KONFRONTASIONAL
Bab 7. Menangani Geng dan Kelompok-kelompok Delingkuen Lainnya
Bab 8. Pencegahan dan Respons terhadap Bullying
Bab 9. Mengintervensi Remaja yang Terlibat dalam Pembakaran

BAGIAN V. PENYALAHGUNAAN SUBSTANSI
Bab 10. Alkohol dan Remaja
Bab 11. Menangani Penyalahgunaan Substansi-substansi Volatil
Bab 12. Merespons Pemakaian Obat Terlarang

BAGIAN VI. PERILAKU SEKSUAL
Bab 13. Intervensi-intervensi Terkait Kesehatan Seksual
Bab 14. Remaja dengan Masalah Perilaku Seksual: Menuju Hubungan yang Positif dan Sehat

BAGIAN VII. KESEHATAN MENTAL
Bab 15. Menangani Masalah Makan
Bab 16. Merespon Keanggotaan Kelompok “Cult”

BAGIAN VIII. REMAJA YANG TERMARJINALISASI
Bab 17. Memahami Remaja yang Berada dalam Perawatan

BAGIAN IX. RANGKUMAN

Rangkuman dan Catatan Penutup

                                                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar