Penulis: Thomas F. Oltmanns
& Robert E. Emery
Copyright: © 2012
Jumlah halaman: Buku I: xxi+362; Buku II: xxi+491
Cetakan I: 2013
Penerbit: PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta
ISBN: 978-602-229-282-1; 978-602-229-283-8
(Buku 1); 978-602-229-284-5 (Buku 2)
Penderitaan emosional mengenai
kehidupan semua orang di suatu titik waktu di sepanjang hidupnya. Masalah
psikologis mempengaruhi banyak orang secara langsung dan mempengaruhi semua
orang secara tidak langsung – melalui orang-orang yang kita kasihi,
teman-teman, dan orang-orang yang tidak kita kenal, yang perilaku bermasalahnya
tidak dapat kita abaikan. Psikologi abnormal bukan tenang “mereka.” Psikologis
abnormal adalah tentang semua orang.
Psikologi
abnormal dewasa ini juga tentang kajian ilmiah. Penulis sekali lagi membawa
ilmu dan aspek-aspek personal psikologi abnormal dalam kehidupan di edisi
ketujuh buku penulis ini. Penulis menjawab berbagai pertanyaan intelektual dan
manusiawi yang menekan dengan seakurat, sesensitif, dan selengkap mungkin
mengingat kecepatan munculnya penemuan-penemuan baru. Di sepanjang buku ini penulis
menawarkan sebuah perlakuan yang menarik namun taat-azas terhadap psikologi
abnormal, penelitian dan teori terbarunya, dan kebutuhan-kebutuhan mendesak
orang-orang yang ada di balik berbagai macam gangguan.
Berpikir Kritis
Dalam mengajarkan psikologi abnormal, penulis
percaya bahwa berpikir kritis adalah hal yang esensial bagi ilmu pengetahuan,
untuk menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan, dan untuk perkembangan
intelektual dan personal mahasiswa penulis. Mahasiswa jaman ini dibanjiri
dengan informasi dari segala macam media. Berpikir kritis sangat diperlukan
agar mahasiswa dapat membedakan antara informasi yang baik, buruk, atau jelek. Penulis
ingin agar mahasiswa berpikir kritis tentang psikologi abnormal – dan tentang
segala hal.
Secara
langsung dan tidak langsung, penulis mendorong mahasiswa untuk menjadi inquiring
skeptics. Mahasiswa perlu skeptis dalam mengevaluasi segala macam klaim. Penulis
membantu mereka dengan mengajarkan mereka untuk berpikir seperti pakar ilmu
psikologi. Tetapi, penulis juga ingin agar para mahasiswa bersikap inquiring,
yakni bersikap skeptis namun tidak sinis. Kebutuhan manusia yang menekan
dan pertanyaan-pertanyaan psikologi yang sangat menarik membuat sangat penting
bagi kita untuk mencari jawabannya, bukan sekadar membesar-besarkan mitor.
Fitur
Berpikir Kritis Itu Penting membantu
mahasiswa untuk memikirkan tentang ilmu pengetahuan, tentang pseudo-ilmu
pengetahuan, dan tentang dirinya sendiri. Sebagai contoh, di Bab 2 penulis
membahas tentang keyakinan keliru, yang masih dipromosikan secara luas di
Internet maupun di dalam media populer, bahwa merkuri di dalam vaksinasi MMR
(measles/mumps/rubella) yang luas digunakan pada tahun 1990an menyebabkan
epidemi autisma (dan mungkin menjadi inang bagi berbagai masalah psikologis
lain untuk anak-anak). Berpikir Kritis Itu Penting menggarisbesarkan
isu-isu yang membuat publik ketakutan untuk menekankan (1) tidak ditemukannya
dukungan bagi ketakutan itu di sejumlah besar kajian ilmiah berskala-besar; (2)
sikap ilmiah bahwa beban bukti terletak pada para pendukung hipotesis, termasuk
spekulasi tentang MMR; (3) fakta yang banyak diabaikan baha 10 di antara 13
pakar yang memunculkan kemungkinan teoretiknya menarik kembali secara publik
spekulasi mereka tentang autisme dan MMR; (4) fakta bahwa temuan-temuan
dari berbagai tindakan hukum, sayangnya, tidak selalu mencapai kesimpulan yang
konsisten dengan pengetahuan ilmiah; dan (5) pendiskreditan terkini oleh para
ilmuwan, artikel jurnal, dan temuan-temuan hukum yang pada awalnya “mendukung”
klaim keliru tersebut. Di samping itu, seperti yang penulis diskusikan di Bab
15, munculnya epidemi autisma kemungkinan besar diakibatkan oleh meningkatnya
kesadaran tentang gangguan itu dan melonggarnya kriteria untuk mendiagnosis
autisme, bukan karena peningkatan aktual pada kasusnya.
Penelitian Baru
Misteri-misteri psikologi abnormal yang
belum terpecahkan menantang seluruh sumberdaya intelektual dan personal kita.
Di dalam edisi ketujuh, penulis memasukkan “isyarat-isyarat” terkini yang telah
digali oleh para pakar ilmu psikologi dalam melaksanakan pekerjaan detektif
penelitian, termasuk referensi ke beratus-ratus studi baru. Tetapi ukuran
sebuah textbook bergengsi bukan sekadar jumlah referensi barunya,
melainka njumlah studi baru yang telah direviu
dan dievaluasi sebelum memutuskan yang mana yang akan dimasukkan dan mana yang
tidak. Untuk setiap referensi di dalam edisi buku ini, penulis telah membaca
banyak paper tambahan sebelum memilih yang berharga untuk dimasukkan.
Sebagian penelitian dan perspektif yang telah dimutakhirkan di dalam edisi ini
termasuk:
- Informasi baru tentang prevalensi gangguan mental,
dengan menggunakan data yang baru-baru ini dipublikasikan dari replikasi
the National Comorbidity Survey (NCS-R) (Bab 1).
- Pembahasan yang lebih luas tentang interaksi
gen-lingkungan (termasuk “anggrek” versus “dandelions”) dan kegagalan
untuk mereplikasi efek gen-gen tertentu (Bab 2).
- Bukti-bukti baru tentang apa yang membuat plasebo
“bekerja,” tentang menyebarluaskan penanganan berbasis-bukti, dan CBT
“gelombang ketiga” (Bab 3).
- Diskusi yang telah direvisi tentang kelebihan dan kekurangan
DSM-IV-TR, dan informasi yang telah dimutakhirkan tentagn pembuatan DSM-V,
yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada tahun 2013 (Bab 4)
- Pembahasan yang telah direvisi tentang hubungan antara
peristiwa kehidupan dan depresi, termasuk sebuah diskusi baru tentang
“pembangkitan stres,” peristiwa interpersonal, dan perbedaan gender di
dalam prevalensi depresi mayor (Bab 5)
- Diskusi yang telah dimutakhirkan tentang berbagai tren
di dalam klasifikasi gangguan kecemasan, dengan penekanan yang lebih besar
pada fitur-fitur lazim “internalizing disorders” dan perbedaannya dengan
“externalizing disorders” (Bab 6)
- Pertimbangan lebih jauh tentang resiliensi dalam
merespon trauma, berbagai pertanyaan tentang trauma sekunder, dan
pertanyaan-pertanyaan baru tentang gangguan somatoform dan gangguan
disosiatif (Bab 7)
- Penelitian baru tentang perbedaan kultural dalam
dukungan sosial, agama, dan coping, dan pengalaman rasa sakit
(nyeri) sehari-hari (Bab 8)
- Pembahasan tentang berbagai temuan inovatif tentang
interaksi faktor-faktor genetik an peristiwa-peristiwa lingkungan di dalam
perkembangan gangguan kepribadian ambang (Bab 9)
- Bukti-bukti terkini tentang redifinisi, perlakuan
(metode Maudsley), dan pencegahan gangguan makan; pertimbangan mutakhir
tentang pemotretan perempuan di media, termasuk kematian model Isabelle
Caro (Bab 10)
- Perdebatan tentang keterbatasan konsep penyalahgunaan
substansi dan nilai potensial dari mengembangkan definisi terintegrasi
tentang gangguan penggunaan substansi (Bab 11)
- Diskusi yang lebih luas tentang klasifikasi klasifikasi
disfungsi seksual dan parafilia (misalnya, gangguan aversi seksual,
gangguan hiperseksual, dan gangguan koersif parafilik) (Bab 12)
- Diskusi lebih jauh tentang metode-metode yang
menjanjikan untuk mengidentifikasi berbagai bentuk kerentanan terhadap
skizofrenia (Bab 13)
- Pembahasan yang ditambahkan tentang alat-alat
pencitraan mutakhir yang memungkinkan pengukuran plak amiloid pada otak
hidup (di mana sampai sekarang neuropatologi yang dikaitkan dengan
penyakit Alzheimer hanya dapat diidentifikasi melalui otopsi) (Bab 14)
- Lebih banyak tentang “epidemi autisma,” gangguan
Asperger, mirror neurons, dan genetic screening (Bab 15)
- Diskusi yang telah dimutakhirkan tentang depresi
remaja, anti-depresan, risiko bunuh diri; hasil-hasil jangka-panjang baru
tentang menangani depresi remaja dan ADHD (termasuk anak-anak prasekolah);
data tentang stimulan dan pertumbuhan (Bab 16)
- Diskusi-diskusi baru tentagn “diagnosis relasional,” complicated
grief, dan nyeri psikologis (Bab 17)
- Materi baru tentang advanced psychiatric directives,
dan data tentang perkara-perkara malpraktik (Bab 18)
Tetap menjadi “Gold Standard”
Penulis melihat integrasi sebagai “gold
standard” bagi setiap teks psikologi abnormal yang melihat ke depan, dan “gold
standard”nya tetap tidak berubah di dalam edisi ketujuh textbook penulis
ini. Penulis melihat masa depan paling menggairahkan dan paling menjanjikan
untuk psikologi abnormal terletak pada pengintegrasian pendekatan teoretik,
spesialisasi-spesialisasi profesional, dan ilmu pengetahuan dan praktik, dan
bukan terletak pada persaingan lama di antara berbagai “paradigma,” pemilahan
antara psikologi dan psikiatri, atau pemilahan antara ilmuwan dan praktisi.
MENGINTEGRASIKAN PENYEBAB DAN PENANGANAN
Selama abad silam, psikologi abnormal
banyak didominasi oleh berbagai paradigma, sebuah keadaan yang mengingatkan
kita tentang kisah orang-orang buta dan gajah. Salah seorang orang buta itu
memegang gadingnya dan menyimpulkan bahwa gajah sangat mirip dengan tombak.
Orang buta lain yang memegang salah satu kakinya memutuskan bahwa gajah seperti
sebatang pohon, dan seterusnya. Tujuan penulis sejak edisi pertama Abnormal
Psychology adalah untuk menunjukkan sosok utuh gajah. Penulis melakukan ini
melalui pendekatan sistem integratif unik penulis, di mana penulis
memfokuskan pada apa yang penulis ketahui saat ini dan bukan apa yang penulis
pikirkan dulu. Di setiap bab, penulis mempertimbangkan bukti-bukti terkini
tentang banyak faktor risiko yang berkontribusi pada gangguan
psikologis, maupun penanganan psikologis dan biologis yang paling efektif.
Bahkan jika ilmu pengetahuan belum dapat melukis gajahnya secara utuh, penulis
memberi tahukan dengan jelas kepada mahasiswa tentang apa yang penulis ketahui,
apa yang tidak penulis ketahui, dan bagaimana para psikolog berpikir tentang
bagaimana cara mempersatukan potongan-potongan itu agar pas satu sama lain.
PEDAGOGI:
ISI DAN METODE YANG TERINTEGRASI
Penulis juga terus membawa kohesi ke
psikologi abnormal – dan ke mahasiswa – dengan pedagogi. Setiap bab tentang
gangguan tergelar dengan cara yang sama, dengan memberikan kerangka-kerja yang
koheren dangan sebuah garis besar bab yang konsisten. Penulis membuka
dengan sebuah Ikhtisar yang diikuti oleh satu atau dua Studi Kasus. Setelah itu
penulis mendiskusikan Gejala, Diagnosis, Frekuensi, Penyebab, dan, terakhir,
Penanganan (bagian-bagian yang sama seperti di dalam edisi-edisi sebelumnya,
tetapi dengan judul yang lebih straightforward). Setiap bab mencakup
detil-detil kunci DSM-IV-TR, seraya mengantisipasi DSM-V dengan
menyoroti pertanyan-pertanyaan konseptual dan substantif utamanya, bukan dengan
menebak-nebak detil-detil tertentu (termasuk yang disebutkan secara tentatif
pada situs-situs web DSM-V).
Psikologi
abnormal bukan hanya tentang penelitian terkini, tetapi juga tentang
metode-metode yang digunakan (dan ditemukan) para psikolog untuk melakukan
pekerjaan detektif ilmiah. Tidak berbeda dengan teks lain di bidang ini,
penulis mengupas metode ilmiah dengan menawarkan fitur Metode Penelitian di
setiap bab. Metode-metode pengajaran di dalam konteks isi membantu mahasiswa
untuk mengapresiasi pentingnya prosedur dan asumsi ilmiah, yang membuat metode
penelitian belajar lebih manageable, dan memberikan fleksiilitas teks.
Pada akhir teks, pendekatan unik penulis memungkinkan penulis untuk mengupas
berbagai metode penelitian secara lebih terperinci dibanding yang dapat
penulis kupas di dalam sebuah bab-lepas. Banyak mahasiswa penulis yang memberi
tahukan bahwa bab metode penelitian tipikal tampak kering, sulit, dan – yang
sangat mengecewakan penulis – tidak relevan. Masalah-masalah ini tidak pernah
timbul dengan pendekatan metode-metode penelitian penulis yang terintegrasi dan
terkontekstualisasi.
Psikologi
abnormal tentu saja juga tentang orang-orang nyata dengan masalah-masalah
nyata. Penulis menghidupkan sisi klinis-manusiawi pasikologi abnormal dengan Studi
Kasus yang terperinci. Studi Kasus mengajak pembaca untuk
mengikuti perjalanan kepedihan,
kesenangan, frustrasi, dan fresh starts manusia, yan merupakan psikologi
abnormal. Kasus membantu mahasiswa untuk memikirkan secara lebh mendalam
tentang berbagai gangguan psikologi, sangat mirip dengan pengalaman klinis
penulis sendiri yang memperkaya pemahamn penulis. (Penulis berdua adalah
klinisi aktif sekaligus peneliti aktif di sepanjang karir penulis). Di dalam
kasus-kasus yang diperluas di dekat awal bab, di dalam kasus-kasus lebih
singkat yang muncul kemudian, dan di dalam keterangan dari tangan pertama,
mahasiswa melihat bagaimana kehidupan sehari-hari terdisrupasi oleh masalah
psikologis – dan bagaimana penanganan yang efektif dapat membangun kembali
kehidupan yang goyah. Studi kasus juga membuat detil-detil dan kompleksitas
ilmu pengetahuan menjadi kongkret, relevan, dan esensial bagi “dunia nyata.”
DAFTAR ISI
PENGANTAR
Bab 1. Contoh dan Definisi Psikologi Abnormal
Bab 2. Penyebab Perilaku Abnormal
Bab 3. Penanganan Gangguan Psikologi
Bab 4. Klasifikasi dan Asesmen Perilaku Abnormal
Bab 5. Gangguan Suasana-Perasaan dan Bunuh Diri
Bab 6. Gangguan Kecemasan
Bab 7. Gangguan Stres Akut dan Gangguan Stres Pascatrauma, Gangguan
Disosiatif, dan Gangguan Somatoform
Bab 8. Stres dan Kesehatan Fisik
Bab 9. Gangguan Kepribadian
Bab 10. Gangguan Makan
Bab 11. Gangguan Pemakaian Substansi
Bab 12. Gangguan Seksual dan Identitas Gender
Bab 13. Gangguan Skizofrenik
Bab 14. Demensia, Delirium, dan Gangguan Amnestik
Bab 15. Disabilitas Intelektual dan Gangguan Spektrum Autistik
Bab 16. Gangguan Psikologis Masa Kanak-kanak
Bab 17. Gangguan Penyesuaian dan Transisi Siklus Kehidupan
Bab 18. Kesehatan Mental dan Hukum
Tidak ada komentar:
Posting Komentar