Jumat, 01 April 2016

PSIKOLOGI ABNORMAL

Judul asli: Abnormal Psychology, 7th Edition
Penulis: Thomas F. Oltmanns & Robert E. Emery
Copyright: © 2012
Jumlah halaman: Buku I: xxi+362; Buku II: xxi+491
Cetakan I: 2013
Penerbit: PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta
ISBN: 978-602-229-282-1; 978-602-229-283-8 (Buku 1); 978-602-229-284-5 (Buku 2)
Harga: Rp 280.000 (2 buku) BELI
                                                                             

Penderitaan emosional mengenai kehidupan semua orang di suatu titik waktu di sepanjang hidupnya. Masalah psikologis mempengaruhi banyak orang secara langsung dan mempengaruhi semua orang secara tidak langsung – melalui orang-orang yang kita kasihi, teman-teman, dan orang-orang yang tidak kita kenal, yang perilaku bermasalahnya tidak dapat kita abaikan. Psikologi abnormal bukan tenang “mereka.” Psikologis abnormal adalah tentang semua orang.
          Psikologi abnormal dewasa ini juga tentang kajian ilmiah. Penulis sekali lagi membawa ilmu dan aspek-aspek personal psikologi abnormal dalam kehidupan di edisi ketujuh buku penulis ini. Penulis menjawab berbagai pertanyaan intelektual dan manusiawi yang menekan dengan seakurat, sesensitif, dan selengkap mungkin mengingat kecepatan munculnya penemuan-penemuan baru. Di sepanjang buku ini penulis menawarkan sebuah perlakuan yang menarik namun taat-azas terhadap psikologi abnormal, penelitian dan teori terbarunya, dan kebutuhan-kebutuhan mendesak orang-orang yang ada di balik berbagai macam gangguan.

Berpikir Kritis

Dalam mengajarkan psikologi abnormal, penulis percaya bahwa berpikir kritis adalah hal yang esensial bagi ilmu pengetahuan, untuk menolong orang-orang yang membutuhkan pertolongan, dan untuk perkembangan intelektual dan personal mahasiswa penulis. Mahasiswa jaman ini dibanjiri dengan informasi dari segala macam media. Berpikir kritis sangat diperlukan agar mahasiswa dapat membedakan antara informasi yang baik, buruk, atau jelek. Penulis ingin agar mahasiswa berpikir kritis tentang psikologi abnormal – dan tentang segala hal.
          Secara langsung dan tidak langsung, penulis mendorong mahasiswa untuk menjadi inquiring skeptics. Mahasiswa perlu skeptis dalam mengevaluasi segala macam klaim. Penulis membantu mereka dengan mengajarkan mereka untuk berpikir seperti pakar ilmu psikologi. Tetapi, penulis juga ingin agar para mahasiswa bersikap inquiring, yakni bersikap skeptis namun tidak sinis. Kebutuhan manusia yang menekan dan pertanyaan-pertanyaan psikologi yang sangat menarik membuat sangat penting bagi kita untuk mencari jawabannya, bukan sekadar membesar-besarkan mitor.
         
          Fitur Berpikir Kritis Itu Penting membantu mahasiswa untuk memikirkan tentang ilmu pengetahuan, tentang pseudo-ilmu pengetahuan, dan tentang dirinya sendiri. Sebagai contoh, di Bab 2 penulis membahas tentang keyakinan keliru, yang masih dipromosikan secara luas di Internet maupun di dalam media populer, bahwa merkuri di dalam vaksinasi MMR (measles/mumps/rubella) yang luas digunakan pada tahun 1990an menyebabkan epidemi autisma (dan mungkin menjadi inang bagi berbagai masalah psikologis lain untuk anak-anak). Berpikir Kritis Itu Penting menggarisbesarkan isu-isu yang membuat publik ketakutan untuk menekankan (1) tidak ditemukannya dukungan bagi ketakutan itu di sejumlah besar kajian ilmiah berskala-besar; (2) sikap ilmiah bahwa beban bukti terletak pada para pendukung hipotesis, termasuk spekulasi tentang MMR; (3) fakta yang banyak diabaikan baha 10 di antara 13 pakar yang memunculkan kemungkinan teoretiknya menarik kembali secara publik spekulasi mereka tentang autisme dan MMR; (4) fakta bahwa temuan-temuan dari berbagai tindakan hukum, sayangnya, tidak selalu mencapai kesimpulan yang konsisten dengan pengetahuan ilmiah; dan (5) pendiskreditan terkini oleh para ilmuwan, artikel jurnal, dan temuan-temuan hukum yang pada awalnya “mendukung” klaim keliru tersebut. Di samping itu, seperti yang penulis diskusikan di Bab 15, munculnya epidemi autisma kemungkinan besar diakibatkan oleh meningkatnya kesadaran tentang gangguan itu dan melonggarnya kriteria untuk mendiagnosis autisme, bukan karena peningkatan aktual pada kasusnya.


Penelitian Baru

Misteri-misteri psikologi abnormal yang belum terpecahkan menantang seluruh sumberdaya intelektual dan personal kita. Di dalam edisi ketujuh, penulis memasukkan “isyarat-isyarat” terkini yang telah digali oleh para pakar ilmu psikologi dalam melaksanakan pekerjaan detektif penelitian, termasuk referensi ke beratus-ratus studi baru. Tetapi ukuran sebuah textbook bergengsi bukan sekadar jumlah referensi barunya, melainka njumlah studi baru yang telah direviu dan dievaluasi sebelum memutuskan yang mana yang akan dimasukkan dan mana yang tidak. Untuk setiap referensi di dalam edisi buku ini, penulis telah membaca banyak paper tambahan sebelum memilih yang berharga untuk dimasukkan. Sebagian penelitian dan perspektif yang telah dimutakhirkan di dalam edisi ini termasuk:

  • Informasi baru tentang prevalensi gangguan mental, dengan menggunakan data yang baru-baru ini dipublikasikan dari replikasi the National Comorbidity Survey (NCS-R) (Bab 1).
  • Pembahasan yang lebih luas tentang interaksi gen-lingkungan (termasuk “anggrek” versus “dandelions”) dan kegagalan untuk mereplikasi efek gen-gen tertentu (Bab 2).
  • Bukti-bukti baru tentang apa yang membuat plasebo “bekerja,” tentang menyebarluaskan penanganan berbasis-bukti, dan CBT “gelombang ketiga” (Bab 3).
  • Diskusi yang telah direvisi tentang kelebihan dan kekurangan DSM-IV-TR, dan informasi yang telah dimutakhirkan tentagn pembuatan DSM-V, yang dijadwalkan akan dipublikasikan pada tahun 2013 (Bab 4)
  • Pembahasan yang telah direvisi tentang hubungan antara peristiwa kehidupan dan depresi, termasuk sebuah diskusi baru tentang “pembangkitan stres,” peristiwa interpersonal, dan perbedaan gender di dalam prevalensi depresi mayor (Bab 5)
  • Diskusi yang telah dimutakhirkan tentang berbagai tren di dalam klasifikasi gangguan kecemasan, dengan penekanan yang lebih besar pada fitur-fitur lazim “internalizing disorders” dan perbedaannya dengan “externalizing disorders” (Bab 6)
  • Pertimbangan lebih jauh tentang resiliensi dalam merespon trauma, berbagai pertanyaan tentang trauma sekunder, dan pertanyaan-pertanyaan baru tentang gangguan somatoform dan gangguan disosiatif (Bab 7)
  • Penelitian baru tentang perbedaan kultural dalam dukungan sosial, agama, dan coping, dan pengalaman rasa sakit (nyeri) sehari-hari (Bab 8)
  • Pembahasan tentang berbagai temuan inovatif tentang interaksi faktor-faktor genetik an peristiwa-peristiwa lingkungan di dalam perkembangan gangguan kepribadian ambang (Bab 9)
  • Bukti-bukti terkini tentang redifinisi, perlakuan (metode Maudsley), dan pencegahan gangguan makan; pertimbangan mutakhir tentang pemotretan perempuan di media, termasuk kematian model Isabelle Caro (Bab 10)
  • Perdebatan tentang keterbatasan konsep penyalahgunaan substansi dan nilai potensial dari mengembangkan definisi terintegrasi tentang gangguan penggunaan substansi (Bab 11)
  • Diskusi yang lebih luas tentang klasifikasi klasifikasi disfungsi seksual dan parafilia (misalnya, gangguan aversi seksual, gangguan hiperseksual, dan gangguan koersif parafilik) (Bab 12)
  • Diskusi lebih jauh tentang metode-metode yang menjanjikan untuk mengidentifikasi berbagai bentuk kerentanan terhadap skizofrenia (Bab 13)
  • Pembahasan yang ditambahkan tentang alat-alat pencitraan mutakhir yang memungkinkan pengukuran plak amiloid pada otak hidup (di mana sampai sekarang neuropatologi yang dikaitkan dengan penyakit Alzheimer hanya dapat diidentifikasi melalui otopsi) (Bab 14)
  • Lebih banyak tentang “epidemi autisma,” gangguan Asperger, mirror neurons, dan genetic screening (Bab 15)
  • Diskusi yang telah dimutakhirkan tentang depresi remaja, anti-depresan, risiko bunuh diri; hasil-hasil jangka-panjang baru tentang menangani depresi remaja dan ADHD (termasuk anak-anak prasekolah); data tentang stimulan dan pertumbuhan (Bab 16)
  • Diskusi-diskusi baru tentagn “diagnosis relasional,” complicated grief, dan nyeri psikologis (Bab 17)
  • Materi baru tentang advanced psychiatric directives, dan data tentang perkara-perkara malpraktik (Bab 18)

Tetap menjadi “Gold Standard”

Penulis melihat integrasi sebagai “gold standard” bagi setiap teks psikologi abnormal yang melihat ke depan, dan “gold standard”nya tetap tidak berubah di dalam edisi ketujuh textbook penulis ini. Penulis melihat masa depan paling menggairahkan dan paling menjanjikan untuk psikologi abnormal terletak pada pengintegrasian pendekatan teoretik, spesialisasi-spesialisasi profesional, dan ilmu pengetahuan dan praktik, dan bukan terletak pada persaingan lama di antara berbagai “paradigma,” pemilahan antara psikologi dan psikiatri, atau pemilahan antara ilmuwan dan praktisi.

MENGINTEGRASIKAN PENYEBAB DAN PENANGANAN

Selama abad silam, psikologi abnormal banyak didominasi oleh berbagai paradigma, sebuah keadaan yang mengingatkan kita tentang kisah orang-orang buta dan gajah. Salah seorang orang buta itu memegang gadingnya dan menyimpulkan bahwa gajah sangat mirip dengan tombak. Orang buta lain yang memegang salah satu kakinya memutuskan bahwa gajah seperti sebatang pohon, dan seterusnya. Tujuan penulis sejak edisi pertama Abnormal Psychology adalah untuk menunjukkan sosok utuh gajah. Penulis melakukan ini melalui pendekatan sistem integratif unik penulis, di mana penulis memfokuskan pada apa yang penulis ketahui saat ini dan bukan apa yang penulis pikirkan dulu. Di setiap bab, penulis mempertimbangkan bukti-bukti terkini tentang banyak faktor risiko yang berkontribusi pada gangguan psikologis, maupun penanganan psikologis dan biologis yang paling efektif. Bahkan jika ilmu pengetahuan belum dapat melukis gajahnya secara utuh, penulis memberi tahukan dengan jelas kepada mahasiswa tentang apa yang penulis ketahui, apa yang tidak penulis ketahui, dan bagaimana para psikolog berpikir tentang bagaimana cara mempersatukan potongan-potongan itu agar pas satu sama lain.

PEDAGOGI: ISI DAN METODE YANG TERINTEGRASI
Penulis juga terus membawa kohesi ke psikologi abnormal – dan ke mahasiswa – dengan pedagogi. Setiap bab tentang gangguan tergelar dengan cara yang sama, dengan memberikan kerangka-kerja yang koheren dangan sebuah garis besar bab yang konsisten. Penulis membuka dengan sebuah Ikhtisar yang diikuti oleh satu atau dua Studi Kasus. Setelah itu penulis mendiskusikan Gejala, Diagnosis, Frekuensi, Penyebab, dan, terakhir, Penanganan (bagian-bagian yang sama seperti di dalam edisi-edisi sebelumnya, tetapi dengan judul yang lebih straightforward). Setiap bab mencakup detil-detil kunci DSM-IV-TR, seraya mengantisipasi DSM-V dengan menyoroti pertanyan-pertanyaan konseptual dan substantif utamanya, bukan dengan menebak-nebak detil-detil tertentu (termasuk yang disebutkan secara tentatif pada situs-situs web DSM-V).
          Psikologi abnormal bukan hanya tentang penelitian terkini, tetapi juga tentang metode-metode yang digunakan (dan ditemukan) para psikolog untuk melakukan pekerjaan detektif ilmiah. Tidak berbeda dengan teks lain di bidang ini, penulis mengupas metode ilmiah dengan menawarkan fitur Metode Penelitian di setiap bab. Metode-metode pengajaran di dalam konteks isi membantu mahasiswa untuk mengapresiasi pentingnya prosedur dan asumsi ilmiah, yang membuat metode penelitian belajar lebih manageable, dan memberikan fleksiilitas teks. Pada akhir teks, pendekatan unik penulis memungkinkan penulis untuk mengupas berbagai metode penelitian secara lebih terperinci dibanding yang dapat penulis kupas di dalam sebuah bab-lepas. Banyak mahasiswa penulis yang memberi tahukan bahwa bab metode penelitian tipikal tampak kering, sulit, dan – yang sangat mengecewakan penulis – tidak relevan. Masalah-masalah ini tidak pernah timbul dengan pendekatan metode-metode penelitian penulis yang terintegrasi dan terkontekstualisasi.
          Psikologi abnormal tentu saja juga tentang orang-orang nyata dengan masalah-masalah nyata. Penulis menghidupkan sisi klinis-manusiawi pasikologi abnormal dengan Studi Kasus yang terperinci. Studi Kasus mengajak pembaca untuk mengikuti  perjalanan kepedihan, kesenangan, frustrasi, dan fresh starts manusia, yan merupakan psikologi abnormal. Kasus membantu mahasiswa untuk memikirkan secara lebh mendalam tentang berbagai gangguan psikologi, sangat mirip dengan pengalaman klinis penulis sendiri yang memperkaya pemahamn penulis. (Penulis berdua adalah klinisi aktif sekaligus peneliti aktif di sepanjang karir penulis). Di dalam kasus-kasus yang diperluas di dekat awal bab, di dalam kasus-kasus lebih singkat yang muncul kemudian, dan di dalam keterangan dari tangan pertama, mahasiswa melihat bagaimana kehidupan sehari-hari terdisrupasi oleh masalah psikologis – dan bagaimana penanganan yang efektif dapat membangun kembali kehidupan yang goyah. Studi kasus juga membuat detil-detil dan kompleksitas ilmu pengetahuan menjadi kongkret, relevan, dan esensial bagi “dunia nyata.”

DAFTAR ISI

PENGANTAR
Bab 1. Contoh dan Definisi Psikologi Abnormal
Bab 2. Penyebab Perilaku Abnormal
Bab 3. Penanganan Gangguan Psikologi
Bab 4. Klasifikasi dan Asesmen Perilaku Abnormal
Bab 5. Gangguan Suasana-Perasaan dan Bunuh Diri
Bab 6. Gangguan Kecemasan
Bab 7. Gangguan Stres Akut dan Gangguan Stres Pascatrauma, Gangguan Disosiatif, dan Gangguan Somatoform
Bab 8.  Stres dan Kesehatan Fisik
Bab 9.  Gangguan Kepribadian
Bab 10. Gangguan Makan
Bab 11. Gangguan Pemakaian Substansi
Bab 12. Gangguan Seksual dan Identitas Gender
Bab 13. Gangguan Skizofrenik
Bab 14. Demensia, Delirium, dan Gangguan Amnestik
Bab 15. Disabilitas Intelektual dan Gangguan Spektrum Autistik
Bab 16. Gangguan Psikologis Masa Kanak-kanak
Bab 17. Gangguan Penyesuaian dan Transisi Siklus Kehidupan
Bab 18. Kesehatan Mental dan Hukum            


Tidak ada komentar:

Posting Komentar