Penulis: Erik
H. Erikson
Jumlah halaman: xxix+536
Cetakan I: 2010
Penerbit: PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta
ISBN: 978-602-8764 05-6
Buku ini berasal
dari praktik psikoanalisis. Bab-bab utamanya didasarkan pada
istuasi-situasi contoh yang membutuhkan interpretasi dan koreksi: kecemasan
pada anak-anak kecil, apati pada orang-orang Indian Amerika, kebingungan pada
para veteran perang, arogansi pada kaum Nazi muda. Di dalam situasi ini, dan di
semua situasi lainnya, metode psikoanalitik mendeteksi konflik, karena metode
ini pertama-tama difokuskan pada gangguan mental. Melalui karya Freud, konflik
neurotik telah menjadi aspek perilaku manusia yang diteliti secara paling
komprehensif. Tetapi, buku ini menghindari kesimpulan enteng bahwa pengetahuan
kita yang relatif maju tentang neurosis memungkinkan kami untuk melihat
fenomena massa – budaya, agama, revolusi – sebagai analogi-analogi neurosis hanya
untuk membuatnya sejalan dengan konsep-konsep kami. Kami akan mengikuti jalan
yang berbeda.
Psikoanalisis dewasa ini
mengimplementasikan studi tentang ego, sebuah konsep yang menyiratkan kapasitas
manusia untuk menyatukan pengalaman dan tindakannya secara adaptif. Ia mengubah
penekanannya dari studi terkonsentrasi tentang kondisi-kondisi yang menumpulkan
dan mendistorsi ego individu ke studi tentang akar ego di dalam organiasi
sosial. Ini dicoba pahami bukan untuk menawarkan penyembuhan gegabah
untuk masyarakat yang didiagnosis secara gegabah, tetapi pertama-tama untuk
melengkapi cetak-biru teorinya. Dalam pengertian ini, ini adalah sebuah buku
psikoanalitik tentang hubungan antara ego dan masyarakat.
Ini adalah buku tentang masa kanak-kanak.
Orang bisa saja memindai tulisan demi tulisan tentang sejarah, masyarakat, dan
moralitas dan tidak banyak menemukan acuan untuk fakta bahwa semua orang
berangkat sebagai anak-anak dan bahwa semua orang berawal di masa taman
kanak-kanaknya. Adalah manusiawi untuk memiliki masa kanak-kanak yang panjang;
adalah beradab untuk memiliki masa kanak-kanak yang sangat panjang. Masa
kanak-kanak yang panjang melahirkan seorang virtuoso
(ahli) teknis dan mental pada diri seseorang, tetapi ia juga meninggalkan
residu ketidakmatangan emosional seumur hidup di dalam dirinya. Sementara
suku-suku dan bangsa-bangsa, dengan banyak cara intuitif, menggunakan pelatihan
anak sampai akhir pencapaian bentuk identitas manusia matang tertentu, tetapi
versi unik integritas mereka tetap dikelilingi oleh ketakutan-ketakutan
irasional yang berasal dari keadaan masa kanak-kanak, yang mereka eksploitasi
dengan cara yang spesifik.
Apa yang dapat diketahui seorang klinisi
tentang ini? Menurut Erikson metode psikonalitik pada dasarnya adalah sebuah
metode historis. Bahkan bila metode ini memfokuskan pada data medis, ia
menginterpretasikannya sebagai sebuah fungsi pengalaman masa silam. Untuk
mengatakan bahwa psikoanalisis mempelajari konflik antara yang matang dan yang
infantil, antara lapisan-lapisan terkini dan yang kuno di dalam pikiran, akan
berarti bahwa psikoanalisis mempelajari evolusi psikologis melalui analisis
tentang individu. Pada saat yang sama, ia menyoroti fakta bahwa sejarah
kemanusiaan adalah sebuah metabolisme dahsyat siklus-siklus kehidupan individu.
Jadi, Erikson ingin mengatakan bahwa buku
ini adalah sebuah buku tentang proses-proses sejarah. Tetapi seorang
psikoanalis adalah sebuah pengecualian, mungkin seorang sejarawan dengan jenis
baru; dalam mengomitmenkan dirinya sendiri untuk memengaruhi apa yang
diobservasinya, psikoanalis menjadi bagian proses historis yang dipelajarinya.
Sebagai seorang terapis, ia harus menyadari reaksinya sendiri terhadap apa yang
diobservasinya; “Ekuasi” (penyamaan) dirinya sebagai seorang observer/pengamat menjadi
instrumen observasi/pengamatannya. Dengan demikian, penyelarasan terminologis
dengan ilmu-ilmu yang lebih objektif maupun pelepasan yang bermartabat dari
kegegeran zaman dapat dan mestinya tidak menjadikan metode psikonalitik apa
yang disebut H. S. Sullivan “partisipan,” dan secara sistematik memang
demikianlah adanya.
Dalam pengertian ini, buku ini memang dan
harus subjektif, sebuah conceptual
itinerary (perjalanan konseptual). Tidak ada upaya untuk menjadi
representatif di dalam kutipan-kutipannya atau menjadi sistematik di dalam
referensinya. Secara keseluruhan, tidak banyak yang bisa didapat dari upaya
memperkuat makna yang sampai sekarang belum jelas dengan kutipan-kutipan yang
tampak sangat cermat dari makna yang kira-kira serupa dari konteks-konteks
lain.
Erikson sampai pada psikologi dengan
berangkat dari seni, yang barangkali menjelaskan, atau mungkin malah
menjastifikasi, fakta bahwa kadang-kadang pembaca akan menemukan Erikson
melukisi konteks dan latar belakang di mana pembaca berharap Erikson menunjuk
fakta-fakta atau konsep-konsep. Erikson melakukan pekerjaan ini dengan senang
hati dengan mendasarkan apa yang harus Erikson katakan pada deskripsi
representatif dan bukan pada argumen teoretik.
Erikson bertatap muka untuk pertama kalinya
dengan anak-anak di sebuah sekolah Amerika di Wina yang diselenggarakan oleh
Dorothy Burlingham dan Eva Rosenfeld, dan Peter Blos menjabat sebagai
direkturnya. Erikson memulai karir klinis sebagai seorang analis anak. Dalam
hal ini Erikson dibimbing oleh Anna Freud dan August Aichhorn. Erikson lulusan
the Vienna Psychoanalytic Institute.
Henry A. Murray dan rekan-rekan sejawatnya
di the Harvard Psychological Clinic memberikan rumah intelektual pertama
Erikson di negara ini. Selama bertahun-tahun Erikson
mendapat privilege untuk banyak
berbincang-bincang dengan para antropolog, terutama Gregory Bateson, Ruth
Benedict, Martin Loeb, dan Margaret Mead. Scudder Mekeel dan Alfred Krober
memperkenalkan Erikson dengan “bidang” itu. Hutang sangat khusus Erikson kepada
mereka akan dibahas secara terperinci di Bagian Dua. Mustahil untuk merinci seluruh
hutang Erikson kepada Margaret Mead.
Pandangan-pandangan komparatif Erikson
tentang masa kanak-kanak berkembang melalui penelitian yang awal mulanya dilakukan
atas dorongan Lawrence K. Frank. Sebuah dana hibah dari Josiah Macy, Jr.
Foundation memungkinkan Erikson untuk bergabung di dalam sebuah studi tentang
neurosis-neurosis infantil di Yale (Department of Psychiatry, School of
Medicine and Institute of Human Relations); dan sebuah dana hibah dari the
General Education Board memungkinkan Erikson untuk ikut ambil bagian di dalam
studi jangka panjang Jean Walker Macfarlane yang cukup representatif tentang
anak-anak Kalifornia (Institute of Child Welfare, University of California,
Berkeley).
DAFTAR ISI
PENGANTAR
PENERBIT
RENUNGAN TAHUN
1985
PENGANTAR UNTUK
EDISI PERTAMA
PENGANTAR UNTUK
EDISI KEDUA
BAGIAN SATU. MASA
KANAK-KANAK DAN MODALITAS KEHIDUPAN SOSIAL
Bab 1. Relevansi dan Relativitas di dalam Riwayat Kasus
1 Krisis Neurologi pada Seorang Bocah Laki-laki: Sam
2 Krisis Pertempuran pada Diri Seorang Marinir
Bab 2. Teori Seksualitas Infantil
1 Dua Episode Klinis
2 Libido dan Agresi
3 Zona, Moda, dan Modalitas
4 Moda Genital dan Modalitas Spasial
BAGIAN DUA. MASA
KANAK-KANAK DI DUA SUKU INDIAN
Pengantar untuk Bagian Dua
Bab 3. Para Pemburu di Padang Prairi
1 Latar Belakang Sejarah
2 Jim
3 Seminar Antar-Ras
4 Pelatihan Anak Sioux
5 Yang Supranatural
6 Rangkuman
7 Kajian Selanjutnya
Bab 4. Para Nelayan di Sepanjang Sungai Salmon
1 Dunia Suku Yurok
2 Psikiatri Anak Yurok
3 Pelatihan Anak Yurok
4 Rangkuman Komparatif
BAGIAN TIGA. PERTUMBUHAN
EGO
Pengantar untuk Bagian Tiga
Bab 5. Kegagalan Ego Usia Dini: Jean
Bab 6. Mainan dan Alasan
1 Permainan, Pekerjaan, dan Pertumbuhan
2 Permainan dan Penyembuhan
3 Awal Identitas
Bab 7. Delapan Tahap Usia Manusia
1 Kepercayaan Dasar Vs. Ketidakpercayaan Dasar
2 Otonomi Vs. Rasa Malu dan Keragu-raguan
3 Inisiatif Vs. Perasaan Bersalah
4 Industri Vs. Inferioritas
5 Identitas Vs. Kebingungan Peran
6 Intimasi Vs. Pengasingan
7 Generativitas Vs. Stagnasi
8 Integritas Ego dan Keputusasaan
9 Diagram Epigenetik
BAGIAN EMPAT. MASA
MUDA DAN EVOLUSI IDENTITAS
Pengantar untuk Bagian Empat
Bab 8. Refleksi tentang Identitas Amerika
1 Permainan, Pekerjaan, dan Pertumbuhan
2 “Mom”
3 John Henry
4 Remaja, Bos, dan Mesin
Bab 9. Legenda Masa Kanak-kanak Hitler
1 Jerman
2 Ayah
3 Ibu
4 Remaja
5 Lebensraum, Tentara, Yahudi
6 Catatan tentang Golongan Yahudi
Bab 10. Legenda Masa Muda Maxim Gorky
1 Negeri dan Mir
2 Para Ibu
3 Si Tua Lalim dan Keturunan yang Terkutuk
4 Yang Tereksploitasi
5 Protestan
Bab 11. Penutup: Di Luar Kecemasan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar