Penulis: Mark Constanzo
Jumlah halaman: xv+560
Cetakan I: 2008
Penerbit: PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta
ISBN: 979-2458-46-8
Selama mengajar, alih-alih menunjuk sebuah textbook, penulis
menyusun sebuah buku kumpulan bacaan yang berisi artikel-artikel jurnal
mengenai pelbagai topik di bidang psikologi dan hukum. Pendekatan ini memiliki
keuntungan yang jelas – cara ini memaparkan penelitian asli kepada mahasiswa
dan mengajari mereka untuk berpikir seperti peneliti. Tetapi penulis juga
menyadari adanya beberapa masalah. Pertama, mahasiswa seringkali tidak memiliki
cukup bekal untuk mendapatkan manfaat penuh dari artikel-artikel jurnal. Jurnal
memang ditulis untuk para peneliti dan sarjana, bukan untuk mahasiswa. Ketika penulis
menganggap sebuah artikel sangat menakjubkan dan menambah wawasan, mahasiswa seringkali
menganggapnya terlalu padat, kering, dan sulit dibaca. Terlepas dari
masalah-masalah ini, penulis enggan mengadopsi sebuah textbook tebal dan mahal, yang hanya akan menyulitkan mahasiswa
karena penulis juga ingin menunjuk sejumlah bacaan tambahan untuk mereka. Psychology Applied to Law ditulis karena mempertimbangkan soal ini.
Buku ini dirancang untuk memberikan
pengenalan singkat, aksesibel, dan terinci mengenai bidang ini. Penulis berharap textbook
tipis dan (relatif) tidak mahal ini akan memberikan keleluasaan kepada para
pengajar untuk menunjuk sekumpulan artikel atau beberapa buku tambahan. Selain
itu, Psychology Applied to Law ini
ditulis dengan gaya yang bersahabat dan akrab. Meskipun penekanannya pada
penelitian psikologis, buku ini banyak menggunakan kasus-kasus aktual dan pengadilan-pengadilan
nyata. Ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat memasuki materinya dan untuk
memberikan ilustrasi tentang relevansinya dengan temuan-temuan penelitian.
Untuk memperjelas, draft setiap bab
direviu oleh mahasiswa-mahasiswa penulis di kelas Psikologi dan Hukum.
Terakhir, buku ini mengenalkan setiap aspek sistem hukum yang pernah diteliti
oleh para ahli psikologi. Berdasarkan penelitian di bidang psikologi sosial,
kognitif, klinis, dan pekembangan, penulis berusaha menunjukkan bagaimana ilmu
psikologi dapat digunakan untuk meningkatkan perolehan bukti, memperbaiki
pengambilan keputusan hukum, mengurangi kejahatan, dan meningkatkan keadilan.
DAFTAR ISI
PENGANTAR
BAB 1 PSIKOLOGI
DAN HUKUM: ALIANSI YANG AMBIVALEN
Sejarah
Singkat Psikologi dan Hukum
Benturan
Budaya
Tujuan:
Mendekati Kebenaran versus Mendekati Keadilan
Metode: Keputusan
Pengadilan versus Data
Gaya Inquiry: Advokasi versus Objektivitas
Pentingnya
Menjembatani Kedua Budaya
Peran
yang Dimainkan Para Psikolog yang Tertarik Pada Bidang Hukum
Psikolog sebagai
Penasihat
Psikolog sebagai
Evaluator
Psikolog sebagai
Pembaharu
Jalan
untuk Memengaruhi Sistem Hukum
Kesaksian Ahli
Pendidikan
Lintas-Disiplin Ilmu
Amicus Curiae
Penyebarluasan
Hasil-hasil Penelitian
Mempengaruhi Badan
Pembuat Hukum dan Kebijakan Publik
Sudahkah
Psikologi Mempengaruhi Pengadilan?
Kesimpulan
BAB 2. INTEROGASI, PENGAKUAN BERSALAH, DAN DETEKSI KEBOHONGAN
Kekuatan Pengakuan bersalah
Evolusi Teknik-teknik Interogasi
Bagian Dalam Ruang Interogasi Moderen
Pengakuan Bersalah Palsu
Rekaman Video Pengakuan bersalah yang Dipresentasikan di
Persidangan
Haruskah Polisi Diperbolehkan untuk Berbohong?
DETEKSI
KEBOHONGAN DENGAN POLIGRAF
Perkembangan
Poligraf Moderen
Proses
Polygraphying
Mesin
Poligraf
Prosedur
Tanya-Jawab 1: The Relevant-Irrelevant Test (RIT)
Prosedur
Tanya-Jawab 2: The Control Question Test (CQT)
Kelemahan Teknik Poligrafis
Penelitian terhadap Poligraf
Status Hukum Poligraf
Teknik Berbasis-Poligraf Alternatif: Kelemahan GKT
Pendeteksi-Kebohonan sebagai Alat Koersi
Bagaimana Tanggapan Juri Terhadap Bukti-bukti Poligraf
Masa Depan Deteksi Kebohongan
BAB 3. PROFIL DAN SINDROMA
Proses
Profiling
Ciri-ciri
Pembunuh Berantai
Dua
Profil Terkenal
Penelitian
tentang Profiling
Otopsi
Psikologis
Status Hukum Otopsi
Psikologis
Profil
yang Tepat atau Stereotip yang Asal-asalan?
SINDROMA
Battered Woman Syndrome (BWS)
BWS dan Sistem
Hukum
Validitas Ilmiah
BWS
Rape Trauma Syndrome (RTS)
Kesaksian
RTS di Ruang Sidang
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
BAB 4. KOMPETENSI DAN KEGILAAN
Kompetensi
Hukum
Bagaimana
Sistem Peradilan Pidana Menangani Terdakwa yang Tidak Kompeten
Test
dan Teknik untuk Mengevaluasi CST
PEMBELAAN ATAS
DASAR KEGILAAN
Evolusi
Undang-undang Kegilaan
Tiga
Kasus Penting dan Konsekuensinya
Kasus McNaughton
Kasus Durham
Kasus Hinkley
Tes
dan Teknik yang Digunakan untuk Mengukur Kegilaan
Bagaimana
Juri Menetapkan Kegilaan
Konteks
yang Lebih Luas dari Hukum Kegilaan
Kesimpulan
BAB 5. HAKIM DAN JURI
Menyusun
Tim Juri: Pools, Venires, dan Voir Dire
Dari Jury Pool ke Venire
Voir Dire
Cognizable Groups
Stereotip
dan Sains dalam Seleksi Anggota Juri
Seleksi Ilmiah
Seleksi dengan
Menggunakan Konsultan Persidangan
Apakah Konsultasi
Persidangan Membawa Hasil?
Karakteristik
dan Sikap Para Anggota Juri sebagai Prediktor Keputusan Juri
Kecenderungan
Kepribadian Umum
Sikap
terhadap Sistem Hukum
Prosedur
Persidangan Dasar
Anggota
Juri sebagai Pemroses Informasi (yang Terbias)
Publisitas
Pra-Persidangan
Karakteristik
Terdakwa
Bukti-bukti yang
Tidak Dapat Diterima dan Kompleks
Instruksi Hakim
sebaga Sumber Kebingungan
Model-model
Pengambilan Keputusan oleh Juri
Dinamika
Kelompok dalam Deliberasi Juri
Tahap-tahap di
dalam Proses Deliberasi
Besarnya Tim Juri
Aturan Keputusan
(Aturan Keputusan Dengan Suara Bulat atau Mayoritas)
Nulifikasi Juri
Reformasi
Juri
Pemberian Izin
kepada Juri untuk Berdiskusi Selama Persidangan: Proyek Arizona
Hakim
Dibanding Juri
Kesepakatan antara
Juri dan Hakim
Kesimpulan
BAB 6. INGATAN SEBAGAI
BARANG BUKTI:KESAKSIAN SAKSI MATA DAN PELECEHAN SEKSUAL TERHADAP
ANAK
Dampak
Kesaksian Saksi Mata
Pandangan
Sistem Hukum terhadap Kesaksian Saksi Mata
Mengekspos Bias
Saksi Mata di Persidangan
Konstruksi
dan Rekonstruksi Ingatan Saksi Mata
Identifikasi
Lintas-Ras
Weapon Focus Effect
Transferensi di
luar Kesadaran
Komentar yang
Bersifat Mengarahkan atau Sugestif
Ekspektasi yang
Telah Ada Sebelumnya
Keyakinan Saksi
Bila Saksi Mata
adalah Anak-anak
Memanfaatkan
Temuan-temuan Penelitian untuk Meningkatkan Keakuratan Saksi Mata
Aturan 1: Pelaksana
Blind Lineup
Aturan 2: Instruksi
untuk Saksi Mata
Aturan 3: Lineups yang Tidak Terbias
Aturan 4: Mengukur
Keyakinan Saksi
Biaya dan
Konsekuensi Mengikuti Keempat Peraturan Itu
Tiga
Tindakan Lain untuk Mencegah Kesalahan Saksi Mata
Sequential Lineups
Perekaman Video
Kesaksian Ahli
Teknik-teknik
yang Digunakan untuk Menyegarkan Ingatan Saksi
Hipnosis
Wawancara Kognitif
BAB 7. MEMPREDIKSI PERILAKU: MENGUKUR
RISIKO DAN MEMUTUSKAN HAK-ASUH ANAK
MENGUKUR
RISIKO KEKERASAN DI MASA MENDATANG
Evolusi
Penelitian mengenai Pengukuran Risiko
Faktor-faktor
Risiko
Marker Historis
Marker Dinamis
Marker Manajemen
Risiko
Membantu Psikolog
Klinis Menggunakan Marker-marker Itu
Reaksi
Juri terhadap Bukti Pengukuran Risiko
Penanganan
yang Dilakukan untuk Mengurangi Risiko Kekerasan
HAK-ASUH
ANAK DAN KOMPETENSI OANGTUA
Evolusi
Standar-standar Hak-asuh Anak
Penelitian
mengenai Respon Anak terhadap Perceraian
Kontribusi
Psikolog dalam Keputusan tentang Hak-asuh Anak
Mediasi
Hak-asuh Anak sebagai Alternatif Litigasi
Kesimpulan
BAB 8. UNDANG-UNDANG YANG BERLAKU DI TEMPAT
KERJA: PELECEHAN, DISKRIMINASI, DAN
KEADILAN
Evolusi
Undang-undang Diskriminasi Seksual
Pelecehan
Seksual: Prevalensi dan Persepsi
Batas-batas
Hukum Pelecehan Seksual
Status
Hukum Pelecehan Saat Ini
Gugatan-gugatan
Pelecehan Seksual
Pelecehan
Seksual dari Sudut Pandang Psikologi
Beberapa Penyebab
Beberapa Akibat
Pencegahan
Diskriminasi
di Tempat Kerja
Diskriminasi Rasial
di Tempat Kerja
Persepsi
mengenai Keadilan dari Sudut Pandang Psikologi
Tiga Model untuk Mengalokasikan
Penghargaan
Penelitian tentang
Apa yang Dipersepsi sebagai Keadilan
Kesimpulan
BAB 9. PENETAPAN HUKUMAN, PEMENJARAAN,
DAN HUKUMAN MATI
PENETAPAN
HUKUMAN
Disparitas
dan Pedoman-pedoman
PEMENJARAAN
Tujuan
Pemenjaraan
Evolusi
Penjara Amerika
Tahun 1800an
Tahun 1900an
Hak-hak
Narapidana dan Peran Pengadilan
Beberapa
Statistik mengenai Penjara dan Narapidana
Siapa yang
Dijebloskan ke Penjara?
Gender
Ras
Budaya
Penjara yang Khas
Kekuatan Situasi
Penjara
Realitas-realitas
yang Keras dalam Kehidupan Penjara
Kekerasan dan
Ancaman Kekerasan
Geng
Obat Bius
Apakah
Pemenjaraan Membawa Hasil?
Alternatif-alternatif
di luar Pemenjaraan
HUKUMAN
MATI
Keputusan
Mahkamah Agung
Penelitian tentang
Persidangan Pembunuhan Kapital dan Respon
Pengadilan
Pengambilan
Keputusan Juri dalam Fase Penetapan Hukuman
Disparitas
Rasial dan Hukuman Mati
Hukuman
Mati untuk Mencegah Pembunuhan
Kesalahan
dan Kekeliruan di dalam Kasus-kasus Hukuman Mati
Kesimpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar