Jumat, 01 April 2016

INDIGENOUS AND CULTURAL PSYCHOLOGY





Penulis: Uichol Kim, Kyo-shu Yang,  Kwang-Kuo Hwang
Copyright: © 2006
Jumlah halaman: xxvii+810
Cetakan I: 2010
Penerbit: PUSTAKA PELAJAR, Yogyakarta
ISBN: 978-602-8764-91-9
Harga: Rp 190.000.-  BELI
                                                                                               
Perkembangan indigenous psychology sebagai sebuah bidang mempunyai sejarah singkat. Kemunculannya distimulasi oleh para psikolog terkemuka di berbagai belahan dunia Virgilio Enriques adalah seorang pemimpin karismatik, yang mendukung Sikolohiyang Pilipino (Filipino psychology), yang kemudian menjadi sebuah gerakan nasional di Filipina (Enriquez, 1992; Pe-pua, Bab 5, buku ini). Durgan dan Sinha mengkritik “penjiplakan” psikologi Barat dan secara vokal menganjurkan indigenisasi psikologi. Ada banyak pakar lain yang menekankan pentingnya indigenous knowledge: Yoshi Kashima di Australia; Bame Nsamenang di Kamerun; John Berry dan John Adair di Kanada; Reuben Ardila di Kolumbia; Denise Jodelet di Perancis; James Georgas di Yunani; Michael Bond, Fanny Cheung, David Ho, Henry Kao, Kwok Leung, dan Chung-Fang Yang di Hong Kong; R. K. Naidu, J. B. P. Sinha, R. C. Tripathi, Ramesh Mishra, dan Girishwar Misra di India; Hiroshi Azuma, Akira Hoshino, dan Susumu Yamaguchi di Japan; Sang-Chin Choi, Uichol Kim, dan Young-Shin Park di Korea; Rogelio Diaz-Guerrero dan Rolando Diaz-Loving di Mexico; Michael Durojaiye di Nigeria; Alfred Lagmay dan Rogelia Pe-pua di Filipina; Leo Marai of Papua Nugini; Pawel Boski di Polandia; Boris Lomov di Rusia; Carl Martin Allwood di Swedia; Pierre Dasen di Swiss; Kuo-Shu Yang dan Kwang-Kuo Hwang di Taiwan; Cigdem Kâğitçibaşi di Turki; Padmal de Silva dan Rom Harre di the Inggris; Fathali Moghaddam, Carolyn Pope, dan Joseph Trimble di the Amerika Serikat; dan Jose Miguel Salazar di Venezuela. Mereka mewakili suara-suara individu, dengan perspektif dan penekanan yang berbeda.
    Pada tahun 1993, Kim dan Berry mengedit buku yang berjudul Indigenous Psychologies: Research and Experience in Cultural Context, yang mengartikulasikan latar belakang, kebutuhan, dan arah perkembangan indigenous psychologies. Kom dan Berry (1993) merviu landasan ilmiah dan latar belakang indigenous psychology dan membedakannya dengan bidang-bidang yang terkait: antropologi budaya (Heelas & Locke, 1991), etnosains (Holland & Quinn, 1987), dan psikologi lintas-budaya (Berry, Poortinga, Segall, & Dasen, 2002). Sejak publikasi Kim dan Berry (1993) itu, berbagai kemajuan ilmiah di bidang indigenous psychology banyak yang terjadi di luar konteks Barat (artinya Amerika Utara dan Eropa); akibatnya, banyak yang tidak menyadari kontribusi ilmiah yang telah dicapai selama dekade silam. Buku ini menyatukan para pakar dari seluruh dunia untuk mendokumentasikan kemajuan-kemajuan tersebut.
    Sebelum publikasi buku Kim dan Berry (1993), indigenous psychology adalah bidang yang relatif belum banyak dikenal yang secara kolektif diberi label indigenous psichologies. Sejak 1993, indigenous psychology sebagai sebuah bidang mula menerima lebih banyak perhatian. Pada tahun 1999 John. G. Adaor dan Rolando Diaz Loving mempublikasikan sebuah edisi khusus yang berjudul, “Indigenous Psychologies: The Meaning of Concepts and Its Assessment,” di dalam Applied Psychology: An International Review. Pada tahun 2000, Chung-Fang Yang dan Kwang-Kuo Hwang mengedits ebuah edisi khusus Asian Journal of Social Psychology, yang membandingkan pendekatan indigenous, kultural, dan lintas-budaya. Baru-baru ini, Asian Journal of Social Psychology menerbitkan sebuah edisi khusus yang berjudul “Responses to Epistemological Challenges to Indigenous Psychologies” yang diedit oleh Manfusa Sham dan Kwang-Kuo Hwang (2005). Carl Martin Allwood dan John W. Berry mengedit sebuah edisi khusus yang berjudul “Origins and development of Indigenous Psychologies: An International Analysis”, yang akan muncul di dalam International Journal of Psychology (2006).
     Indigenous psychology juga ditengarai sebagai sebuah bidang yang baru muncul di bidang psikologi terapan, sosial, kultual, dan lintas-budaya. Di dalam beberapa handbooks mutakhir, sebuah bab di dipersembagkan bagi indigenous psychology, yaitu di dalam Handbook of Cultural Psychology (Kim, 2001) dan Handbook of Cross-Cultural Psychology (Sinfa, 1997). Di dalam Encyclopedia of Applied Psychology, perkembangan indigenous psychology telah direviu (Kim & Park, 2004). Di berbagai textbooks, seperti Cross-Cultural Psychology: Research and Applications (Berry et al., 2002) dan Social Psychology across Culture (Smith & Bond, 1999), berbegai perkembangan di bidang indigenous psychology telah direviu.
     Bahkan untuk publikasi buku Kim dan Berry (1993), masih ada miskonsepsi, interpretasi keliru, dan kritik tanpa dasar (misalnya, Adamopoulos & Lonner, 2001; Herman & Kempen, 1998; Poortinga, 1999; Triandis, 2000). Kesimpulan-kesimpulan yang keliru tersebut ditraik karena para penulisnya tidak menyadari kemajuan-kemajuan ilmiah yang telah dicapai di luar konteks Barat. Berlawanan dengan berbagai miskonsepsi inim indigenous psychology adalah bagian dari tradisi ilmiah yang menganjurkan multiple perspectives, tetapi bukan multiple psychologies. Oleh sebab itu buku ini menggunakan bentuk tunggal, indigenous psychology, bukan bentuk jamak. Kedua, indigenous psychology mengakui pentingnya menelaah budaya yang memberikan isi dan konteks penelitian psikologi penting.
   Untuk menyatukan berbagai sudut pandang, pendekatan, dan perspektif yang berbeda di dalam indigenous psychology di seluruh dunia, sebuah lokakarya internasional yang berjudul Scientific Advances in Indigenous Psychologies: Philosophical, Cultural, and Empirical Contributions diselenggarakan di Taipei, Taiwan, 29 Oktober-1 November 2001. Maksud lokakarya tiga-hari ini adalah untuk menyatukan para pakar terkemuka untuk mendokumentasikan berbagai kemajuan ilmiah di bidang indigenous psychology dan mendiskusikan kemungkinan integrasi untuk bidang ini. Lokakarya ini memberikan kesempatan bagi para pesertanya untuk menyajikan pandangan dan temuan mereka dan untuk mendiskusikan dasar untuk integrasi dan kolaborasi.
   Kalau harus mengidentifikasi salah satu kelemahan di dalam buku ini, itu adalah kurangnya representasi psikolog-psikolog yang mewakili indigenous people. Buku ini difokuskan pada negara-negara moderen, dan tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan hasil karya ilmiah indigenous people. Semoga sebuah buku yang difokuskan pada indigineous psychology of indigineous people akan diterbitkan dalam waktu dekat.

DAFTAR ISI
TENTANG KONTRIBUTOR
PENGANTAR
BAGIAN I. ISU-ISU TEORI DAN METODOLOGI
Bab 1   Berbagai Kontribusi pada Indigenous and Cultural Psychology: Memahami Manusia dalam Konteksnya (Uichol Kim, Kup-Shu Yag, dan Kwang-Kuo Hwang)
Bab 2   Landasan Ilmiah Indigenous and Cultural Psychology: Pendekatan Transaksional (Uichol Kim dan Young-Shin Park)
Bab 3   Makna Realisme Konstruktif Bagi Pendekatan Indigenous Psychologies (Fritz G. Wallner dan Martin J. Jandl)
Bab 4   Realisme Konstruktif dan Rasionalisme Konfusian: Strategi Epistemologis bagi Pengembangan Indigenous Psychology (Kwang-Kuo Hwang)
Bab 5   Dari Dekoloniisasi Psikologi Sampai Pengembangan Perspektif Cross-Indigenous di Bidang Metodologi: Pengalaman Filipina (Rogelia Pe-Pua)

BAGIAN II. KELUARGA DAN SOSIALISASI
Bab 6   Etnoteori Orangtua tentang Perkembangan Anak: Keluar dari Independensi dan Individualisme dalam Sistem Kepercayaan Amerika (Carolyn Pope Ewards, Lisa Knoche, Vibeke Aukrust, Asiye Kumru, dan Misuk Kim)
Bab 7   Hubungan Interpersonal Dekat pada Orang Jepang: Amae yang Dibedakan dengan Kelekatan dan Dependensi (Susumu Tamaguchi dan Yukari Ariizumi)
Bab 8   Afek dan Sosialisasi Moral Awal: Beberapa Insights dan Kontribusi dari Penelitian-penelitian Indigenous Psychology di Taiwan (Heidi Fung)
Bab 9   Cultures Are Like All Other Cultures, Like Some Other Cultures, Like No Other Culture (James Georgas dan Kostas Mylonas)

BAGIAN III. PROSES-PROSES KOGNITIF
Bab 10 Relevansi Timbal-Balik Indigenous Psychology dan Moralitas (Lutz H. Eckenberger)
Bab 11 Dialektisisme Naif dan Tao Pemikiran Cina (Kaiping Peng, Julie Spencer-Rodgers, dan Zhong Nian)
Bab 12 Perspektif India tentang Kognisi (R.C. Mishra)

BAGIAN IV. SELF DAN KEPRIBADIAN
Bab 13 Penelitian Indigenous Kepribadian: Kasus China (Kuo-Shu Yang)
Bab 14 Tinjauan Historis-Psiko-Sosial-Kultural tentang Self di Meksiko (Rolando Diaz Loving)
Bab 15 Konsepsi China tentang Self: Menuju Person-Making Perspective (Yang Chung Fang)
Bab 16 Psikologi Naif tentang Pikiran dan Perilaku Interpersonal Orang Korea dalam Hubungan Dekat (Sang Chin Choi dan Kibum Kim)

BAGIAN V. APLIKASI
Bab 17 Humanisme-Materialisme: Asal Muasal Budaya Polandia yang Telah Berumur Berabad-Abad dan 20 (Pawel Boski)
Bab 18 Konsepsi China tentang Keadilan dan Alokasi Reward (Zhi-Xue Zhang)
Bab 19 Keluarga, Hubungan Orangtua-Anak, dan Prestasi Akademik di Korea: Analisis Indigenous, Kultural, dan Psikologis
Bab 20 Paternalisme: Menuju Penyempurnaan dan Operasionalisasi Konseptual (Zeynep Aycan)
Bab 21 Menciptakan Indigenous Psychologies: Insight dari Kajian-kajian Sosial Empirik tentang Ilmu Psikologi (John G. Adair)


TENTANG EDITOR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar